Kamis, 21 November 2013

Laporan Kimia reaksi eksoterm dan reaksi endoterm

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini. Laporan ini ialah laporan praktikum kimia yang ditugaskan kepada semua siswa SMA NEGERI 1 SOPPENG RIAJA setelah melakukan suatu praktikum. Adapun perobaan yang kami lakukan yakni membedakan reaksi endoterm dan reaksi eksoterm dengan menggunakan detergen dan pupuk urea.  Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


MANGKOSO, 28 september 2013


Madania

DAFTAR  ISI

Kata pengantar................................................................................................................. 1
Daftar isi ........................................................................................................................ 2
Bab I Pendahuluan........................................................................................................... 3
A.   Latar belakang..................................................................................................... 3
B.    Tujuan ................................................................................................................... 3
C.    Manfaat ................................................................................................................ 3
Bab II Landasan teori................................................................................................... 4
Bab III Metode pengamatan....................................................................................... 6
A.   Waktu dan tempat.............................................................................................. 6
B.    Alat dan bahan..................................................................................................... 6
C.    Prosedur kerja..................................................................................................... 6
Bab IV Hasil pengamatan dan pembahasan............................................................... 8
A.   Hasil pengamatan................................................................................................ 8
B.    Pembahasan.......................................................................................................... 8
Bab V Penutup................................................................................................................ 10
A.   Kesimpulan.......................................................................................................... 10
B.    Saran.................................................................................................................... 10
Daftar pustaka.............................................................................................................. 10







BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Hukum Pertama Termodinamika, dinyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Pernyataan ini dikenal juga dengan sebutan Hukum Kekekalan Energi. Energi hanya dapat berubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam mempelajari perubahan energy, dikenal sistem dan lingkungan. Sistem adalah bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian. Lingkungan adalah bagian dari alam semesta diluar system yang berinteraksi dengan sistem.
Reaksi-reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energy. Reaksi kimia atau zat-zat yang bereaksi merupakan sistem. Tebung, wadah, atau reactor tempat berlangsungnya reaksi , dan segala yang ada disekitanya merupakan lingkungan. Ada reaksi yang melepaskan energy ke lingkungan. Ada pula yang sebaliknya, reaksi yang menyerap energy dari lingkungan. Pada sebagian besar reaksi kimia, energy yang dilepas atau energy yang diserap itu berupa panas atau kalor. Oleh karena itu, ilmu kimia yang membahas khusus masalah ini disebut termokimia.
Reaksi yang melepaskan panas atau kalor dari sistem ke lingkungan disebut reaksi eksoterm. Sebaliknya, reaksi yang menyerap panas atau kalor dari lingkungan ke sistem disebut reaksi endoterm.
B. Tujuan
Membedakan reaksi eksoterm dengan reaksi endoterm
C. Manfaat
·         Dapat mengetahui perbedaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
·         Dapat mengetahui pH Asam Basa dengan menggunakan indikator lakmus merah dan lakmus biru serta indicator paper universal.





BAB II
LANDASAN TEORI
A.  Reaksi Eksoterm
 Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor. Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan (kalor dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya) ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan di sekitar sistem.
Contoh reaksi eksoterm adalah gamping atau kapur tohor, CaO(s) dimasukkan ke dalam air.
CaO(s) + H2O(l)  Ca(OH)2(aq)
Selain itu, contoh reaksi eksoterm dikehidupan sehari-hari adalah membakar minyak tanah di kompor minyak dan nyala api unggun.
Pada reaksi eksoterm, sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi reaktan. Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔH = Hproduk –Hreaktan < 0 (negatif
Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat energi seperti berikut ini:




B.  Reaksi endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Reaksi endoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya) dan ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem.
Contoh reaksi endoterm adalah pelarutan amonium khlorida, NH4Cl.
NH4Cl(s) + Air  NH4Cl(aq)
Selain itu, contoh lain dari reaksi endoterm yakni proses fotosintesis pada tumbuhan dan asimilasi.
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk lebih besar daripada entalpi reaktan. Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi reaktan (Hproduk –Hreaktan) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:
ΔH = Hproduk- Hreaktan > 0 (Positif)
Perubahan entalpi pada reaksi endoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat energi seperti berikut ini:





BAB III
METODE PENGAMATAN
A. Waktu dan tempat
Waktu   : Rabu, 25 September 2013
Tempat  : Laboratorium kimia SMAN 1 Soppeng Riaja
B. Alat dan Bahan
©      Percobaan 1 :
ü  Alat :
҉     Ember
҉     2 buah gelas kimia
҉     Serbet
ü  Bahan :
҉     Detergen
҉     Pupuk urea
҉     Air
©      Percobaan 2:
ü  Alat :
҉     Batang pengaduk
҉     3 buah gelas kimia kecil
ü  Bahan :
҉     Lakmus merah dan lakmus biru
҉     Air aqua
҉     Detergen
҉     Pupuk urea
C. Prosedur Kerja
©      Percobaan 1
1.     Ember diisi dengan ¾ air
2.    Gelas kimia dibersihkan dengan menggunakan serbet
3.    Detergen dan pupuk urea dituang pada masing-masing gelas kimia sebanyak 5 0 ml.
4.    Detergen pada gelas kimia dituang ke tangan kanan dan pupuk urea pada gelas kimia dituang ke tangan kiri. Lalu genggam keduanya.
5.    Kedua tangan dicelupkan kedalam ember yang berisi air secara bersamaan selama  5 detik (jangan terlalu lama menyelupkan tangan kedalam ember).
6.    Tangan dibersihkan dengan menggunakan serbet.
7.    Poin 4, 5 , dan 6 diulang secara bergantian sebanyak jumlah anggota kelompok.
8.    Proses/peristiwa yang terjadi saat tangan dicelupkan kedalam ember dirasakan dan diamati.
9.    Hasil percobaan tersebut dicatat sebagai laporan sementara.
©      Percobaan 2
1.     Salah satu gelas kimia diisi dengan air sebanyak 40 ml.
2.    Kedua gelas yang masih kosong masing-masing diisi dengan pupuk urea dan detergen secukupnya.
3.    Gelas kimia yang berisi pupuk urea dan detergen diisi air hingga 20 ml. Lalu aduk dengan menggunakan batang pengaduk sampai larut.
4.    lakmus biru dibagi dua, lalu kedua potongan lakmus tersebut dicelupkan kedalam gelas kimia yang berisi larutan detergen dan larutan pupuk urea secara bersamaan.
5.    Poin 4 diulang pada lakmus merah.
6.    Perubahan warna yang terjadi pada lakmus merah dan lakmus biru diamati.
7.    Hasil percobaan tersebut dicatat sebagai laporan sementara.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
©      Percobaan 1 :
Dari praktikum yang telah dilakukan, ada beberapa reaksi yang dapat dirasakan yaitu :
1)    Saat tangan yang menggenggam pupuk urea dimasukkan kedalam air, pupuk urea tersebut terasa meleleh di tangan dan terasa dingin.
2)    Saat tangan yang menggenggam detergen dimasukkan kedalam air, detergen tersebut terasa panas di tangan.
©      Percobaan 2 :
ü  Dari percobaan yang telah dilakukan pada larutan detergen, ada beberapa hasil pengamatan yang terjadi, yaitu :
1)    Setelah dicelupkan pada larutan detergen, lakmus biru tidak mengalami perubahan warna.
2)   Setelah dicelupkan pada larutan detergen, lakmus merah berubah warna menjadi biru.
ü  Dari percobaan yang telah dilakukan pada larutan pupuk urea, ada beberapa hasil pengamatan yang terjadi, yaitu :
Setelah dicelupkan pada larutan pupuk urea, lakmus merah dan lakmus biru tidak mengalami perubahan warna.
B. Pembahasan
©     Percobaan 1 :
1.     pupuk urea yang berada dalam genggaman merupakan sistem, sedangkan tangan merupakan lingkungan. Pupuk urea terasa dingin di tangan terjadi karena pupuk urea tarsebut menyerap panas dari lingkungan ke ystem. Sehingga terjadi reaksi endoterm.
2.    Detergen yang berada dalam genggaman merupakan ystem, sedangkan tangan merupakan lingkungan. Detergen terasa dingin ditangan terjadi karena detergen melepas panas dari sitem ke lingkungan. Sehingga terjadi reaksi eksoterm.
©       Percobaan 2 :
҉     Detergen : lakmus biru tidak mengalami perubahan warna sehingga dikatakan senyawa basa. Sedangkan pada lakmus merah, mengalami perubahan warna menjadi biru, sehingga dikatakan senyawa basa. Dan setelah diuji pada indicator paper universal, detergen memiliki pH 14.
҉     Pupuk urea : lakmus biru dan lakmus merah tidak mengalami perunahan warna, sehingga dikatakan senyawa netral. Dan setelah diuji pada indicator paper universal, pupuk urea memiliki pH 7.




BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan reaksi eksoterm dengan reaksi endoterm, dapat disimpulkan bahwa reaksi eksoterm merupakan reaksi yang melepas panas atau kalor dari system ke lingkungan. Sedangkan reaksi endoterm merupakan reaksi yang menyerap panas atau kalor dari lingkungan ke system.
B. Saran
·         Dalam melakukan percobaan terlebih dahulu harus memahami konsep tentang reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
·         Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Nugrohodi.2004/Reaktor(Rancangan Aplikasi dan Teori Kimia)Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia





Transparent Green Star